Pengembangan Diri

Berhubung kelas sudah selesai, Dinda dan Zahra menuju parkiran motor di kampusnya untuk segera pulang. 

Dinda: Alhamdulillah hujan, untung Aku bawa kaus kaki cadangan (sambil memakai jas hujan bersama Zahra)

Zahra: Loh kamu gak lepas kaus kaki? Nanti basah tahu.

Dinda: Gapapa kokk, aku bawa cadangan Ra.

Zahra: Kalau kata aku mah, kamu jadi nambahin cucian kotor Din.

Dinda: Iya sih, Tapi meskipun hujan gini tetap enggak boleh lupa sama aturan agama kita tentang aurat. 

Zahra: Wih kamu masih mikirin aurat ya, enggak bakal ada yang liat juga Din. Semua orang pada sibuk liat jalanan. (sambil tertawa)

Dinda: Hahaha iya Ra, Aku pakai kaus kaki sebagai komitmen menutup aurat Ra. Aku lagi proses buat menutup aurat. 

Zahra: Ooh oke okee, maaf ya aku ngeledek kamu tadi. Semoga konsisten yaa Din. Yauda yuk kita pulang udah selesai pakai jas hujannya kan?

Dinda: Udah Ra, Yukk kita pulang.

Emang boleh ya seaneh itu? 

Seasing itu pakai kaus kaki kalau lagi hujan? 

Tren pakaian yang semakin berkembang di era saat ini telah menjadi fashion. Melalui peran media sosial telah menjadikan fashion muslimah menjadi gaya nasional yang disebut dengan budaya populer untuk fashion style (Ibrahim,2011). Pakaian seorang Muslimah di agama Islam sebagai identitas untuk memuliakan wanita dan menjadi pembeda dengan agama lain. Namun pakaian Muslimah saat ini berbeda dengan syariat yang telah ditetapkan dan perintah dari Allah SWT. Dalam berpakaian sebagai Muslimah wajib untuk menutup aurat seluruh tubuhnya kecuali kedua telapak tangan dan wajah.

Terdapat dalam QS Al-A’raf ayat 26 tentang menutup aurat sebagai berikut 

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”

Oleh karena itu, kita sebagai umat agama Islam perlu untuk memahami batasan aurat kita dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari – hari. Dalam proses menjadi lebih baik tidak perlu terburu – buru, cukup dengan perlahan namun konsisten dan dapat dilakukan dari hal kecil terlebih dahulu. Contohnya Saya niat untuk memakai jilbab dengan menutup dada. Diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari – hari untuk memakai jilbab menutup dada dan berusaha untuk istiqamah. Istiqamah memang sulit karena akan selalu ada cobaan ketika kita ingin menjadi lebih baik. Iman kita terkadang naik dan turun, oleh karena itu komitmen sangat diperlukan. Kita dapat bergabung ke dalam komunitas tertentu yang dapat membawa kita ke jalan yang lebih baik. Ketika kita memiliki lingkungan yang mendekatkan diri kepada Allah, maka insya Allah kita terjaga dari hal – hal buruk dan mencoba untuk belajar menjadi lebih baik. 

Terdapat seseorang yang belum mau memakai jilbab karena merasa akhlaknya belum baik, maka memilih untuk tidak memakai jilbab. Dalam syariatnya kita sebagai Muslimah diwajibkan untuk menutup aurat. Maka dari itu pakaian dan akhlak tidak bisa di samakan. Hal yang perlu kita garis bawahi adalah ketika kita sudah berniat untuk menjadi lebih baik, maka lakukanlah karena hidayah itu mahal. Tetaplah fokus dalam penilaian Allah SWT dibandingkan penilaian manusia. Lebih baik membandingkan diri sendiri dengan diri kita di masa lalu daripada membandingkan diri kita dengan orang lain. Dalam proses menutup aurat kita tidak diperbolehkan untuk merasa diri kita yang paling benar dibandingkan orang lain. 

Sama halnya dengan memakai kaus kaki, kita tidak bisa langsung menjatuhkan orang lain dengan mengejeknya. Karena kita belum mengetahui latar belakang kenapa seseorang memakai kaus kaki bisa saja dia sedang tertatih – tatih dalam memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Hal kecil terkadang bisa membekas di hati seseorang, maka dari itu perlu untuk menjaga omongan kita. Mari mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik lagi dengan membandingkan diri kita di masa lalu daripada membandingkan kepada orang lain.

Azizah Rahmah Awaliyah (UKM Mirai UP)
Universitas Pertamina