What is Quarter Life Crisis ? And How to Deal With It ?

Apakah kamu berusia 20 tahun yang sedang galau dan bingung karena merasa belum siap menghadapi masa dewasa? ataukah usiamu sekarang menginjak 25 tahun keatas dan merasa cemas karena belum mencapai sesuatu yang pada umumnya harus dicapai, seperti karir yang baik? Jika kamu menjawab ‘iya’ dari salah satu pertanyaan diatas, kemungkinan kamu sedang mengalami quarter life crisis.

Quarter life crisis atau krisis seperempat hidup menurut Fischer (2008) (Fadhila, 2021) ialah masa dimana usia 20-an mengalami krisis emosinal yang disebabkan oleh kecemasan akan hidup di masa depan, seperti cemas akan karir, relasi dan kehidupan sosial. Peluang terjadinya quarter life crisis pada usia sekitar 20-35 tahun, saat seseorang memasuki masa dewasa awal (Nugsria, dkk., 2023). Hal tersebut didukung oleh penelitiannya (Nugsria, dkk., 2023) mengenai quarter life crisis di Surabaya. Terdapat fakta bahwa banyak dari subjek yang berusia 20-35 tahun merasa cemas, gelisah, bimbang dan tidak berdaya saat mengalami quarter life crisis.

Quarter life crisis terjadi pada tahap perkembangan masa dewasa awal. Dewasa awal dimulai dari usia 18 sampai 40 tahun (Hurlock, 1997) (Putri, 2019). Hurlock (1997) (Putri, 2019) menuturkan bahwa terdapat 4 ciri masa dewasa awal, dua diantaranya ialah:

  1. Masa dewasal awal ialah masa dimana individu dipenuhi oleh ketegangan emosional, seperti kecemasan pada suatu persoalan yang sedang dihadapi. Akankah berjalan seperti yang diharapkan? ataukah berjalan sebaliknya?
  2. Masa dewasa awal ialah masa ketergantungan dan perubahan sosial. 

Ketergantungan pada masa dewasa awal seperti bergantung pada orang tua dari segi finansial. Saat menginjak usia awal 20-an, setiap orang tentunya memiliki pendapat dan jalannya sendiri. Di sisi lain, sebagian besar mereka masih bergantung pada orang tua sehingga dapat menimpulkan kegelisahan. Masa dewasa awal juga merupakan masa dimana individu akan memulai hubungan ke jenjang pernikahan dan memiliki peran baru dalam kehidupan sosial. Tingginya harapan orang tua akan kesuskesan dan pernikahan anaknya bisa menjadi penyebab seseorang berada di fase quarter life crisis

Apakah wajar mengalami quarter life crisis?

Quarter life crisis merupakan suatu hal yang wajar dialami seseorang. Seperti yang sudah dibahas, quarter life crisis terjadi pada masa perkembangan dewasa awal. Masa dewasa awal ialah masa transisi atau peralihan dari masa remaja ke masa dewasa. Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan tersendiri. Tantangan masa dewasa awal seperti peralihan dari ketergantungan finansial ke masa mandiri, kebebasan menentukan diri, pandangan masa depan lebih realistis, perubahan nilai-nilai, periode komitmen dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru (Putri, 2019).  

Nash & Murray (2010) (Nugsria, dkk., 2023) menuturkan bahwa individu dapat merasa antusias terhadap kehidupan baru karena ia merasa tertantang pada kehidupan yang belum ia rasakan sebelumnya. Di sisi lain, beberapa orang dapat merasa cemas, tertekan dan hampa saat memasuki masa dewasa. Rasa cemas, tertekan dan hampa dapat muncul saat seseorang tidak dapat menghadapi persoalan hidup dengan baik. Hal tersebut dapat berdampak pada psikologis, merasa tidak adanya kepastian dalam hidup bahkan mengalami krisis emosional (Fadhila, 2021). 

Quarter life crisis pada umumnya terjadi dalam kurun waktu 1 tahun (Fadhila, 2021). Quarter life crisis akan mengganggu kehidupan seseorang jika tidak dihadapi dengan baik. Tidak adanya coping yang baik dalam menghadapi quarter life crisis, memungkinkan seseorang berlarut dalam kecemasan dan rasa tertekan. 

So, how to deal with quarter life crisis?

Kenali dirimu sendiri

Kenali diri dengan coba menuliskan 10 kekurangan dan 10 kelebihan pada dirimu. Kemungkinan besar seseorang akan fokus pada kekurangannya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang memandang dirinya rendah sehingga memungkinkannya kesulitan dalam menghadapi setiap persoalan. 

Tujuan dari mengenali diri sendiri, baik kekurangan ataupun kelebihan ialah sebagai langkah awal kita berkembang. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam porsinya masing-masing. Tidak diharapkan juga seseorang terlalu percaya diri dengan kelebihannya sehingga melupakan kekurangan yang ada. Hal tersebut juga memiliki dampak negatif, seperti menimbulkan sifat narsistik. Kenalilah dirimu sesuai porsinya.

Fokus pada masa sekarang

Cobalah untuk memfokuskan diri kita pada masa sekarang. Lakukan apa yang bisa dilakukan di masa sekarang. Kendalikan apa yang bisa kita kendalikan.  Kurangi memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Cobalah untuk eksplorasi suatu kegiatan yang dapat menjadi coping baik kita saat merasa cemas atau overthinking. Terdapat pepatah yang mengatakan “masa sekarang menentukan masa depan”. Jadi, lakukanlah sesuatu dengan usaha versi terbaikmu. Hal baik tidak ada yang berakhir sia-sia. Mungkin saja hanya rentang waktu yang belum tepat.

Meminta pertolongan

Saat kamu merasa benar-benar bingung akan hal apa yang harus dilakukan selanjutnya, cobalah untuk meminta bantuan. Usahakan untuk tidak memendam masalahmu sendiri. Cobalah untuk bercerita pada seseorang yang kamu percayai. Bisa juga dengan meminta bantuan pada psikolog ataupun pemuka agama. 

Satu hal yang sebaiknya diingat, jangan lupa untuk meminta pertolongan pada Yang Maha Kuasa. Seseorang yang kamu percayai, psikolog ataupun pemuka agama hanya memberikanmu solusi. Mereka membantumu mendengarkan apa yang kamu rasakan dan mencoba untuk menemukan jalan keluar. Semua kembali pada dirimu. Solusi apapun yang akan kamu lakukan, mintalah kemudahan pada Yang Maha Kuasa. Kita hanya manusia, berusaha adalah cara kita menghadapi semua keadaan. Hasil bukanlah kuasa kita, maka mintalah pertolongan-NYA.

Referensi :

Nugsria, Athaya., dkk. (2023). Quarter life crisis pada dewasa awal: Bagaimana peranan kecerdasan emosi?. INNER: Journal of Psychological Research, III. 1-10.

Putri, Alifia Fernanda. (2019). Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas Perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, III. 35-40.

Fadhila, Miftahun. (2021, February 10). Quarter life crisis. Diakses pada 18 Agustus 2023, dari https://kampuspsikologi.com/quarter-life-crisis-dan-cara-menghadapinya/ 

Putri Deriz (LDK UNISMA Bekasi)
Putri Deriz adalah nama pena dari seorang mahasiswi psikologi semester 5 yang kini berusia 20 tahun. Ketertarikannya pada menulis sudah ada sejak SMP, saat ia mencoba untuk membuat cerita pendek. Namun, rasa takut dan tidak percaya diri adalah penghalangnya untuk terus menulis. Sejak menekuni bidang psikologi, ia mencoba untuk menulis kembali dan memberanikan diri mempublish tulisannya di blog pribadi. Itulah salah satu targetnya saat ini.